Targetkan Bebas ODF 100 Persen

Pj. Sekretaris Kabupaten Sidoarjo, Andjar Surjadianto mengatakan percepatan bebas Open Defecation Free (ODF)  100 persen ini harus segera diterapkan di Kabupaten Sidoarjo. Pasalnya, permasalahan ODF ini jika tidak segera tertangani maka akan menyebabkan penyebaran penyakit dan masalah kesehatan lainnya, seperti masih tingginya angka stunting di Sidoarjo. 

"Rangking ke-34 ini harus segera kita tuntaskan, karena Sidoarjo sendiri saya rasa tidak pantas jika mendapatkan rangking ODF terendah nomor 4. Karena PAD Sidoarjo besar, APBD Sidoarjo juga besar jika di bandingkan dengan Kabupaten/Kota lainnya. Sehingga butuh sinergitas dari berbagai pihak dan dalam acara ini saya harapkan bisa terpecahkan masalah dan solusinya," tambahnya. 

Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo, Fenny Apridawati mengatakan bahwa angka stunting di Sidoarjo naik sebesar 1,3 persen yang di sebabkan karena angka ODF yang masih tinggi. 

"Untuk menurunkan angka stunting sendiri, selain percepatan bebas ODF 100 persen, juga perlu menggalakkan kembali ASI eksklusif, dan seluruh kader kesehatan tiap daerah agar memantau ibu hamil di daerahnya masing-masing", ucap Fenny. 

Fenny juga menambahkan upaya Sidoarjo untuk percepatan bebas ODF diantaranya adalah pemberdayaan masyarakat melalui desa/kelurahan, menggerakkan sektor swasta melalui CSR dan membangun kesadaran masyarakat untuk mau membangun jamban sehat secara mandiri.

Dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, data masyarakat yang belum memiliki jamban sehat yang telah dilaksanakan oleh tim puskesmas bersama dengan perangkat desa se-Kabupaten Sidoarjo menunjukkan sebanyak 5.926 rumah belum memiliki jamban. 

Jumlah desa yang sudah ODF di Kabupaten Sidoarjo sebanyak 201 desa dari total 352 desa, target untuk bisa verifikasi Kabupaten Kota Sehat (KKS) nasional minimal 80 persen atau 281 desa. Sehingga masih terdapat kekurangan minimal 80 desa yang ditargetkan bisa ODF pada tahun 2023.

 

 

*Berita dikutip dari RRI